Kajian Mahasiswa Muslim Pascasarjana UI : Antara Islam dan Keilmuan

Depok — Sabtu, 29 September 2018 HIMMPAS UI bekerjasama dengan BIMAN Foundation mengadakan Kajian Mahasiswa Muslim Pascasarjana UI. Acara ini diselenggarakan di Aula Utara Masjid Ukhuwah Islamiyah. Peserta acara ini adalah mahasiswa muslim pascasarjana UI, alumni-alumni UI dan masyarakat umum. Sebagai pembicara, Dr. Fithra Faisal Hastiadi, S.E., M.S.E., M.A. yakni dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, lulusan program doktoral Waseda University dan Chief Economist PT. SMI. Tujuan dari kajian ini adalah menumbuhkan semangat untuk mengembangkan diri sebagai seorang muslim dengan ilmu yang diminati sehingga peserta dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Dalam Islam, ilmu mempunyai banyak keutamaan. Bahkan ayat Al-Qur’an yang pertama turun kepada Rasulullah saw adalah perintah untuk membaca. Selain itu, dalam QS. Al Mujadilah ayat 58 disebutkan bahwa Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dalam ilmu ada beberapa konsep yang harus diperhatikan, diantaranya tiga konsep ilmu dari Imam Al-Ghazali.

Konsep pertama adalah celakalah orang yang tidak berilmu. Ilmu mempunyai daya yang sangat besar. Pada QS Ar-Rahman ayat 33 Allah Swt. mendorong kita untuk menembus penjuru langit dan bumi dengan kekuatan dari Allah Swt. Kekuatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah ilmu pengetahuan. Namun hal yang perlu dicatat adalah jangan terpaku pada satu ilmu. Ilmu harus terintegrasi. Dengan demikian kita akan merasa selalu haus akan ilmu. Hal tersebut juga menjaga agar kita selalu bersikap rendah hati.

Ilmu saja tidak cukup. Konsep kedua, celakalah yang berilmu namun tidak beramal. Puluhan kampus dengan jutaan mahasiswa harusnya bisa membuat perubahan di masyarakat atau transformasi sosial. Hal ini dikarenakan lulusan-lulusan kampus banyak yang tidak kompatibel dengan kebutuhan masyarakat. Revolusi Industri 4.0 yang diprakarsai negara-negara maju adalah tipikal padat modal bukan padat karya. Dengan kondisi Indonesia satu dekade kedepan dengan bonus demografi yang diperlukan adalah perekonomian padat karya. Maka perlu dirancang sistem tersebut menggunakan ilmu pengetahuan. Hakikatnya ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat dikontribusikan untuk orang lain.

Amal saja pun tidak cukup. Konsep ketiga adalah celakalah orang beramal namun tidak ikhlas. Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya (HR. Bukhari dan Muslim). Perkara ilmu pun harus mengandung keikhlasan untuk mencari ridha Allah Swt. di dalam pencarian maupun pengamalannya. Ikhlas adalah bab iman. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa tanpa iman maka Allah jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.

Ilmu pengetahuan harus dikembangkan oleh umat Islam. Adam Smith menyebutkan penentuan harga di pasar dikarenakan invisible hand. Teori tersebut sudah disebutkan 400 tahun sebelumnya oleh Ibnu Khaldun. Kontribusi ilmuwan Islam harusnya sampai pada tingkat peradaban. Dalam hal ini diperlukan mental tidak mudah menyerah dalam berilmu. Ilmu memang sesuatu yang tidak datang dengan sendiri namun harus terus digali. (ds)

Bagikan artikel ini melalui:
Mulai percakapan
1
Ada yang bisa kami bantu?
Assalamu'alaikum,
Ada yang bisa kami bantu?