Membangun Generasi Konkret

Baru saja Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Terlihat banyak acara-acara yang digelar untuk memperingatinya, diselenggarakan dari berbagai organisasi atau institusi.

Sudah menjadi wajar, setiap tahunnya momen seperti ini diperingati, bahkan rasanya sampai menjadi agenda formalitas rutin setiap tahunnya. Namun, pernahkah kita bangsa Indonesia, khususnya pemudanya benar-benar mencoba mengukur, merefleksikan sejenak untuk hal yang lebih penting dari semua itu, apakah benar semangat Sumpah Pemuda sudah benar-benar terinternalisasi dalam diri kita?

Dewasa ini, pemuda Indonesia masih terlalu banyak yang tidak punya arah, melakukan penyimpangan sosial, dan justru tergerus oleh kemajuan zaman. Permasalahan pemuda seperti tawuran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan minuman keras masih sering terjadi di Indonesia.

Menurut penulis, sebuah perubahan besar, menjadikan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, mencapai cita-cita bangsa sesuai yang tertera dalam UUD 1945 itu bermula dari perubahan setiap individu pemudanya. Ya, pada akhirnya masing-masing harus memastikan dirinya sudah selesai dengan urusannya sendiri, untuk sebuah hal yang lebih besar. Bagaimana caranya? Pertama, jangan pernah menjadi generasi yang menunggu atau bergantung kepada orang lain.

Terkadang untuk melakukan sebuah kebaikan, kita tidak mau memastikan bahwa diri kita harus selalu menjadi yang terdepan, tapi justru menunggu orang lain. Kedua, pemuda itu harus memiliki perencanaan hidup yang jelas! Ini berkaitan dengan bagaimana kita benar- benar mampu memanajemen kegiatan sehari-hari kita dengan sebaik-baiknya. Ketiga, kunci membangun bangsa, mau tidak mau haruslah berkolaborasi.

Penyelesaian permasalahan Indonesia yang sudah menumpuk ini tidak mungkin hanya dapat diselesaikan oleh satu orang atau beberapa pemuda saja, tetapi semuanya harus saling sinergis. Mengutip perkataan dari Ibu Marwah Daud Ibrahim PhD, bahwa sukses bangsa adalah akumulasi sukses individu.

Terakhir, kunci dari semua itu adalah satu kata ”konkret”! Ya, pada akhirnya semua perencanaan pemuda itu tidak akan menjadi apa-apa, hanya wacana dan tidak akan membawa perubahan apa-apa ketika tidak dilakukan. Selalu pastikan bahwa diri kita sebagai pemuda adalah bagian di antaranya, bagian dari perubahan itu. It’s your time!

Rangga Kusumo
Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketua Salam UI 19

Pernah dimuat di http://koran-sindo.com/news.php?r=1&n=4&date=2015-11-04

Bagikan artikel ini melalui:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mulai percakapan
1
Ada yang bisa kami bantu?
Assalamu'alaikum,
Ada yang bisa kami bantu?